
Manusia
adalah makhuk yang paling sempurna yang diciptakan sang pencipta, oleh
sebab itu semenjak lahir peradabannya manusia telah menggunakan akalnya
untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuha pangan, papan dan tempat
tinggal. Semenjak manusia ditemukan dengan berbagai persepsi yang
berbeda, namun menganai tempat tinggal hampir semua sepakat bahwa
manusia semenjak peradabannya telah menciptakan/membuat tempat tinggal
sesuai kemampuan dan bentuk pada zamannya meskipun masih belum menetap.
Sesuai dengan perkembangannya tempat tinggal atau rumah telah dijadikan
suatu ciri khas satu daerah dimana sekelompok etnis itu berada. Kali ini
penulis akan menggambarkan sedikti salah satu rumah adat jawa tengah.
Dilihat dari polanya rumah adat jawa tengah mempunyai kemiripan dengan
rumah adat jawa lainny, seperti jawa timur dan DI Yogyakarta, bahakan
namanyapun sama dinamakan rumah Joglo.
Nama Joglo diambil dari bentuk atapnya yang berbentuk gunung, rumah ini
dibuat dari kayu yang kuat tahan lama sampai puluhan bahkan ratusan
tahun, dan atapnya dari genting tanah liat, pada zaman sebelumnya atap
tersebut terbuat dari rumput ilalang atau rabut pohon aren hanya pondasi
dan alasnya dari campuran semen dan pasir dan adapula yang menggunakan
keramik sebagai alasnay.. Menurut sejarah jawa, bahwa rumah adat dari
jawa dapat dibedakan menjadi lima macam katagori.
- Tajug, bentuk bangunan dengan Soko Guru atap 4 belah sisi, tanpa bubungan, jadi meruncing.
- Bentuk Limasan , bentuk bangunan dengan atap 4 belah sisi, sebuah bubungan di tengahnya.
- Bentuk Kampung , bentuk bangunan dengan atap 2 belah sisi, sebuah bubungan di tengah saja.
- Bentuk Panggangpe , bentuk bangunan hanya dengan atap sebelah sisi.
- Bentuk Joglo atau Tikelan , bentuk bangunan dengan Soko Guru dan atap 4 belah sisi, dan sebuah bubungan di tengahnya.
Dari kelima macam ini yang paling populer/ memasyarakat adalah bentuk
joglo, kelima macam katagori atau bentuk tersebut berfungsi untuk
membedakan ukuran, fungsi dan bentuk dari bangunan tersebut. Orang jawa
tidak pernah dan tidak mungkin membangun rumah tempat tinggalnya
berbentuk tajung, sebab bentuk tajung hanya diperuntukkan untuk bangunan
yang merekan anggap suci atau disuckan, contohnya Tempat Ibadah, Tahta
kerajaan, dan makam orang yang dianggap suci.
0 komentar:
Posting Komentar