Margondang baba
adalah memainkan alat musik gondang/taganing dengan menggunakan
mulut/suara. Pada kehidupan tradisi masyarakat Batak Toba, jenis musik
ini dikenal pada zaman pra-kekristenan di tanah batak. Saat ini
margondang baba dimainkan untuk hiburan seiring berkembangnya zaman dan
makin bertambah banyaknya produksi alat-alat musik Batak Toba.
Margondang baba yang dilanjutkan dengan memainkan gondang siburuk,
menceritakan:
Pada
zaman dahulu kala hiduplah sebuah keluarga yang mempunyai anak
satu-satunya. Suatu hari anak tersebut jatuh dari atas pohon kelapa dan
terbentur ke batu, si ayah pun susah dan sedih sebab tulang anaknya
sudah remuk dan patah, demikian juga uratnya. Padahal dia adalah anak
satu-satunya.
Pada
suatu malam, si ayah tersebut pun menyediakan sesajen dan berdoa
menyatukan darah putih Tuhan dengan darahnya sambil memanggil roh-roh
Tuhan yang ada pada badannya, kemudian ia bermimpi seorang orang tua
menghampirinya dan berkata dalam mimpi di belakang rumahmu ada sarang
burung "siburuk" yang baru menetas, ikatlah anaknya dengan benang tiga
warna (warna merah, putih dan hitam), setelah kamu ikat patahkanlah
kakinya, tangannya,lehernya, dan semua badannya kau remukkan tetapi
jangan mati.
Setelah
itu tunggulah selama sembilan hari dan kau lihatlah kembali anak burung
tersebut akan sembuh. Setelah itu ambillah anaknya beserta sarangnya,
masaklah dengan minyak kelapa dan gunakanlah itu untuk mengobati anakmu,
maka dia pun akan sembuh.
Cerita
legenda ini dipresentasikan lewat gondang dan tarian tor-tor siburuk.
Siburuk ini adalah nama dari salah satu jenis burung yang ada di daerah
Batak Toba.
Permainan
gondang ini dilakukan secara bergantian dan digarap menjadi sebuah
bentuk permainan gondang yang lebih semanagat dan penuh improvisasi
tanpa menghilangkan unsur dasar tradisi di dalamnya.
0 komentar:
Posting Komentar