Konon, Seni Gembyung merupakan salah satu kesenian yang digunakan untuk
menyebarkan agama Islam. Seni ini merupakan seni transisi dari budaya
Hindu menuju masa peradaban Islam dengan Prabu Kian Santang sebagai
tokoh utama. Dipandang dari arti katanya, gembyung merupakan gabungan
dari 2 kata yaitu “gem’” dan “byung”. Gem berarti ajaran dan byung
berarti kepastian untuk dilaksanankan. Dengan demikian, gembyung
memiliki arti pedoman atau landasan untuk dijadikan pegangan hidup. Di
beberapa wilayah Cirebon, gembyung ini telah mendapat pengaruh dari seni
tarling dan jaipong. Hal ini dapat dilihat dari saat dilaksanankannya
pertunjukan gembyung, sering dibawakan lagu tarling dan jaipong.
Awalnya Gembyung dimainkan pada saat peringatan hari besar Islam seperti
Maulid Nabi dan sebagainya oleh para santri namun, sekarang gemblung
biasa dimainkan sebagai sarana hiburan seperti pesta pernikahan, pesta
khitanan, dan upacara adat seperti minta hujan, ruatan bumi, mapag dewi
sri, dan sebagainya.
Alat musik gembyung ini terdiri dari 4 buah kempling yang terdiri dari
kempling siji hingga kempling papat yang dipadu dengan bangker dan
kendang. Lagu yang dimainkan adalah lagu-lagu yang bersifat religi
seperti Assalamu’alaikum, Shalawat nabi, Basmalah, Shalawat badar, dan
sebagainya dengan mengenakan busana yang biasa digunakan untuk ibadah
shalat seperti peci atau kopiah, maupun baju kampret atau kemeja putih
dengan kain sarung.
Home »
» Seni Gembyung, Ansambel Musik dari Subang
0 komentar:
Posting Komentar