Dalam
upaya memperkuat pasukan untuk melawan sekutu, Jepang membentuk pasukan
sukarela yang dinamakan Pasukan Pembela Tanah Air (PETA). Pembentukan Daidan,
wilayah komando PETA, di Jawa Tengah dibagi menjadi 7 yaitu karisidenan
Banyumas, karisidenan Pekalongan, Karisidenan Semarang, karisidenan
kedu, karisidenan Pati, karisidenan Surakarta, dan karisidenan
Yogyakarta.
Kekuatan
bataliyon PETA di Jawa Tengah memang cukup besar dan siap untuk setiap
waktu dikerahkan untuk pemberontakan. Pada tanggal 29 Februari 1945,
PETA Jawa Tengah mendeklarasikan semangat kemerdekaan dan perlawanan
terhadap Jepang. Pemberontakan ini disebabkan karena ledakan rasa benci
atas kelaliman tentara pendudukan Jepang di Jawa Tengah.
Peristiwa perlawanan PETA terjadi antara lain di Wonogiri, Semarang dan Kroya. Pertempuran di Kroya dipimpin oleh sudanco Kuseiri
dimana ia mampu menggerakan juga rakyat Sani di daerah Gumilir.
Sedangkan kantor PETA di Semarang juga dijadikan basis pemberontakan
oleh para pemuda Semarang.
0 komentar:
Posting Komentar