Perayaan Nyepi Tahun Baru Saka 1937: Penyucian Diri dan Alam Semesta Menuju Kualitas Peningkatan Kerja
Perihal esensial dalam Agama Hindu yaitu berupa Satyam Jayate,
mengagungkan kebenaran dalam perjalanan atau pengembaraan kehidupan
rohaniah tempat bersemayamnya Keagungan Sejati, yang diungkapkan dengan Satyam Sanatana Uvacha atau ungkapan kebenaran kebajikan abadi.
Tujuan dan petunjuk hidup umat Hindu yang terkandung dalam Dharma, antara lain mengajarkan Karmaphala, imbalan perbuatan yang bersifat kausalitas (sebab-akibat), Karmayoga atau hukum berbuat, dan Moksa yang berarti emansipasi terakhir atau pembebasan dan pelepasan duniawi. Hukum Karmaphala
untuk menemukan kebebasan dan kekuatan abadi hendaknya senantiasa
menjadi pedoman dalam perilaku kehidupan, perkataan serta perbuatan.
Hari Raya Nyepi
atau disebut juga ‘Brata Penyepian’ merupakan momentum bagi umat Hindu
untuk melakukan kontemplasi dengan segenap kebulatan pikiran dan
perhatian penuh. Hal ini bertujuan untuk membersihkan serta menjernihkan
diri melalui meditasi yang dilakukan pada saat Nyepi. Upacara Tawur Kesanga atau upacara kurban dilakukan sebelum Nyepi untuk kompensasi seluruh makhluk kepada alam semesta.
Selama Nyepi berlangsung, terdapat 4 syarat yang harus dilakukan, yaitu:
- Amati Geni: Tidak menggunakan api, baik untuk pencahayaan maupun untuk memasak (diartikan pula sebagai salah satu bentuk puasa)
- Amati Karya: Tidak bekerja atau melakukan aktivitas apapun, untuk menenangkan panca indera.
- Amati Lelungan: Tidak pergi kemanapun, umat harus tetap diam dan khidmat di dalam ruangan atau di rumah masing-masing.
- Amati Lelanguan: Tidak mencari segala bentuk hiburan dan tetap bermeditasi dalam diam sepanjang hari.
Menjelang Hari Raya Nyepi
Tahun Baru Saka 1937 yang jatuh pada 21 Maret 2015, diselenggarakan
Upacara Tawur Kesanga Nasional yang bertema “Penyucian Diri dan Alam
Semesta Menuju Kualitas Peningkatan Kerja”. Pada kesempatan ini,
Presiden Republik Indonesia menyampaikan pesan-pesan yang tersirat dalam
sambutannya,
“Bagi Umat Hindu, Hari Nyepi memiliki arti penting, merupakan hakekat dan perenungan makna kehidupan. Nyepi
merupakan sarana introspeksi, juga sarana pembersihan diri untuk
membersihkan jiwa dari segala bentuk perilaku yang tidak baik, dan
ketaatan yang tidak pada tempatnya. Nyepi juga
merupakan sarana untuk menciptakan perdamaian, menciptakan ketentraman,
menciptakan harmoni. Ketentraman dan harmoni tentu tidak datang dengan
sendirinya, tetapi harus didapatkan, harus diupayakan.
Dan melalui Hari Raya Nyepi,
umat Hindu juga dapat lebih meningkatkan diri dalam membangun hubungan
yang harmonis, baik manusia dengan bumi maupun manusia dengan sesamanya.
Melalui hubungan yang harmonis, akan menghasilkan kehidupan yang aman,
tentram. Dari apa yang saya sampaikan tadi, saya mengajak para umat
Hindu di seluruh tanah air agar terus menghayati nilai-nilai hidup,
dengan semangat kebersamaan, semangat gotong royong, semangat
persatuan.”
0 komentar:
Posting Komentar