Home » » Peristiwa di Ruang Tamu Laksamana Maeda

Peristiwa di Ruang Tamu Laksamana Maeda

Written By Unknown on Selasa, 22 September 2015 | 23.18


Ruang tamu, yang juga digunakan oleh Laksamana Maeda sebagai kantor, merupakan tempat dimana terjadi persiapaan perumusan naskah proklamasi. Sepulang dari Rengasdengklok pada tanggal 16 Agustus 1945, pukul 22.00 WIB, Ir.Soekarno, Drs.Moh. Hatta, dan Ahmad Soebarjo diterima oleh Maeda di ruang ini. Pertemuan ini dihadiri oleh Nishijima (Asisten Maeda) dan Mijoshi (seorang diplomat karir kemeterian Jepang).

Setelah saling memberi hormat, Soekarno mengucapkan terima kasih atas kesediaan Maeda meminjamkan rumah kediamannya untuk rapat mempersiapkan Proklamasi. Maeda menjawab:

”Itu sudah kewajiban saya yang mencintai Indonesia Merdeka”.

Disamping itu Maeda memberitahukan pesan dari Gunseikan agar  rombongan yang pulang dari Rengasdengklok segera menemuinya.

Setelah pembicaraan antara Tokoh Nasional dengan Maeda selesai, rombongan yang terdiri dari Soekarno, Hatta, Ahmad Soebarjo, Mijoshi dan Maeda berangkat menemui Gunseikan. Akan tetapi, rombongan hanya bertemu dengan Jenderal Nishimura. Pertemuan itu sangat mengecewakan tokoh nasional karena Nishimura menyatakan telah terjadi perubahan keadaan, yaitu “bahwa tadi pagi masih dapat dilangsungkan Proklamasi Indonesia, mulai pukul satu tadi siang sejak kami tentara Jepang di Jawa menerima perintah atasan, kami tidak lagi merubah status quo”. Dengan demikian, saat ini tentara Jepang semata-maat hanya alat Sekutu dan harus menurut segala perintah Sekutu.

Keterangan dari Nishimura itu menimpulkan reaksi dari Soekarno dan Hatta berupa protes, dan mengingatkan bahwa pihak Jepang tidak menepati janji. Ketika perdebatan berlangsung, Maeda telah lebih dulu pulang diam-diam. Akhirnya rombongan segera meninggalkan Nishimura kembali menuju kediaman Maeda.

Di rumah Maeda telah berkumpul banyak orang yang terdiri dari pimpinan-pimpinan pergerakan serta pimpinan pemuda. Menurut Hatta, yang hadir sekitar 40 atau 50 orang, sedangkan di jalan dan di luar pekarangan, banyak yang menunggu hasil pembicaraan malam itu.

Soekarno, Hatta, Ahmad Soebarjo dan Mijoshi segera memasuki ruangan dan disambut Maeda. Ketika pembicaraan berlangsung, pemimpin bangsa teah menyatakan bahwa Indonesia menolak diajadikan sebagai barang inventaris yang harus diserahkan Jepang pada Sekutu. Oleh karena itu, mereka menyatakan untuk merdeka sekarang juga serta menunjukkan bangsa lain, bahwa Indonesia sebagai bangsa yang berhak menentukan nasibnya dengan memproklamasikan kemerdekaan. Maeda mendengarkan dengan baik, Ia pun akhirnya mengundurkan diri dan menuju kamar di lantai atas, hampir-hampir tidak diketahui.

0 komentar:

Posting Komentar

Entri Populer

Random Post