ASAL USUL RENDANG
Mengenai keberadaan randang atau rendang, telah disebutkan dalam kesusastraan Melayu Klasik Hikayat Amir Hamzah yang berbunyi “10:4......Buzurjumhur
Hakim pun pergi pula ke kedai orang merendang dagin kambing, lalu ia
berkata: “beri apalah daging kambing 10:7.......kambing rendang ini
barang segumpal.” Sahut orang merendang itu “Berilah harganya dahulu.”
Dari kutipan sastra kuno tersebut bisa menjadi bukti bahwa rendang
telah dikenal sebagai makanan orang Melayu sejak tahun 1550-an atau
sekitar pertengahan abad ke 16.
Ketersediaan
kelapa yang berlimpah, produksi daging sapi dan kerbau yang selalu ada,
serta berbagai rempah yang tumbuh subur di tanah Minang, membuat nenek
moyang orang Sumatera Barat (Minangkabau) terinspirasi untuk membuat
rendang. Cara memasak rendang mulai meluas ke kawasan serumpun Melayu
mulai Mandahiling, Riau, Jambi, hingga Negeri Sembilan yang banyak
dihuni oleh perantau asal Minangkabau.
Secara harfiah, pengertian randang yang diambil dari kata marandang,
yakni suatu proses pengolahan lauk berbahan dasar santan yang dimasak
sampai kandungan airnya berkurang, bahkan sampai kering. Campuran santan
dan bumbu yang telah kering menghasilkan warna coklat kehitaman yang
lezat. Pada dasarnya, terdapat dua jenis rendang yakni rendang basah
dan rendang kering. Rendang kering adalah rendang yang sudah berwarna
cokelat kehitaman sedangkan rendang basah adalah rendang yang masih
berwarna merah kecokelatan sampai cokelat.
BAHAN – BAHAN
Rendang termasuk jenis masakan samba
yakni sebutan untuk hasil masakan yang bisa dikonsumsi sebagai lauk.
Bahan – bahan utama yang dapat diolah menjadi rendang antara lain daging
sapi, hati sapi, paru sapi, unggas, telur, ikan, udang, kentang,
singkong, nanas, nangka, jengkol, dan dedaunan seperti daun pakis.
Sedangkan bumbu – bumbu utama yang harus tersedia ialah santan kelapa,
cabai merah, cabai rawit, bawang merah, bawang putih, lengkuas, jahe,
ketumbar muda, asam kandis, jeruk nipis, daun kunyit, daun salam, daun
limau, daun pinjolang, serai, dan garam. Tak hanya sekedar bahan
memasak, bahan – bahan tersebut memiliki makna yang mendalam bagi
masyarakat Minangkabau.
- Daging : melambangkan niniak mamak dan bundo kanduang yang akan memberikan kemakmuran kepada anak kemenakan dan anak pisang.
- Kelapa : melambangkan kaum intelektual yang akan menjadi perekat pada kelompokk dan individu.
- Cabai : adalah lambang alim ulama yang pedas dan tegas untuk mengajarkan syarak dan agama.
- Bumbu : adalah lambang setiap individu atau kelompok dalam kehidupan dan merupakan unsur yang penting dalam hidup kebersamaan dalam suatu masyarakat.
Setelah
semua bahan terkumpul, proses pemasakan rendang dapat segera dilakukan.
Untuk membuat rendang yang kering dan benar – benar lezat, dibutuhkan
waktu sekitar 12 jam pemasakan. Selama proses pembuatan, rendang harus
selalu diaduk agar santan yang mendidih tidak mengering didasar kuali.
Setelah matang, rendang siap untuk disajikan.
RENDANG DAN MASYARAKAT
Rendang
tidak hanya menjadi santapan yang populer hingga penjuru dunia, dibalik
kelezatannya rendang memiliki nilai tradisi luhur peninggalan nenek
moyang. Berawal dari prosesi adat yang berlangsung di masyarakat
Minangkabau pada masa dahulu, penyajian rendang dapat dikelompokkan
menjadi empat :
- Sebagai sajian dalam upacara adat
- Sebagai panahan ulak untuk menjamu tamu
- Sebagai sajian sehari – hari
- Sebagai oleh – oleh atau bekal merantau
Rendang
yang baik bisa bertahan lama hingga satu tahun, maka dari itu pada
zaman dahulu rendang menjadi bekal yang wajib dibawa saat ada warga
Minangkabau yang merantau atau bahkan saat melakukan perjalanan ibadah
Haji. Rendang yang tahan lama, biasanya tidak menggunakan bawang merah
saat proses peracikan bumbu.
Randang
sangat penting artinya bagi masyarakat Minangkabau sebagai salah satu
kekayaan budaya mereka sejak masa dahulu hingga sekarang. Pada zaman
dahulu, hanya orang keturunan datuk atau raja yang boleh menyajikan
rendang pada sebuah perhelatan. Kalangan datuk atau raja pula yang mahir
mengolah daging menjadi rendang. Seiring berjalannya zaman, rendang
menjadi milik semua orang bahkan kelezatannya sudah tersohor hingga
penjuru dunia.
0 komentar:
Posting Komentar