Home » » Rendang Minangkabau, Warisan Leluhur yang Mendunia

Rendang Minangkabau, Warisan Leluhur yang Mendunia

Written By Unknown on Selasa, 22 September 2015 | 23.14


ASAL USUL RENDANG

Mengenai keberadaan randang atau rendang, telah disebutkan dalam kesusastraan Melayu Klasik Hikayat Amir Hamzah yang berbunyi “10:4......Buzurjumhur Hakim pun pergi pula ke kedai orang merendang dagin kambing, lalu ia berkata: “beri apalah daging kambing 10:7.......kambing rendang ini barang segumpal.” Sahut orang merendang itu “Berilah harganya dahulu.” Dari kutipan sastra kuno tersebut bisa menjadi bukti bahwa rendang telah dikenal sebagai makanan orang Melayu sejak tahun 1550-an atau sekitar pertengahan abad ke 16.

aneka rendang 

Ketersediaan kelapa yang berlimpah, produksi daging sapi dan kerbau yang selalu ada, serta berbagai rempah yang tumbuh subur di tanah Minang, membuat nenek moyang orang Sumatera Barat (Minangkabau) terinspirasi untuk membuat rendang. Cara memasak rendang mulai meluas ke kawasan serumpun Melayu mulai Mandahiling, Riau, Jambi, hingga Negeri Sembilan yang banyak dihuni oleh perantau asal Minangkabau.


peta sumatera barat 

Secara harfiah, pengertian randang yang diambil dari kata marandang, yakni suatu proses pengolahan lauk berbahan dasar santan yang dimasak sampai kandungan airnya berkurang, bahkan sampai kering. Campuran santan dan bumbu yang telah kering menghasilkan warna coklat kehitaman yang lezat. Pada dasarnya, terdapat dua jenis rendang yakni rendang basah dan  rendang kering. Rendang kering adalah rendang yang sudah berwarna cokelat kehitaman sedangkan rendang basah adalah rendang yang masih berwarna merah kecokelatan sampai cokelat.

BAHAN – BAHAN
Rendang termasuk jenis masakan samba yakni sebutan untuk hasil masakan yang bisa dikonsumsi sebagai lauk. Bahan – bahan utama yang dapat diolah menjadi rendang antara lain daging sapi, hati sapi, paru sapi, unggas, telur, ikan, udang, kentang, singkong, nanas, nangka, jengkol, dan dedaunan seperti daun pakis. Sedangkan bumbu – bumbu utama yang harus tersedia ialah santan kelapa, cabai merah, cabai rawit, bawang merah, bawang putih, lengkuas, jahe, ketumbar muda, asam kandis, jeruk nipis, daun kunyit, daun salam, daun limau, daun pinjolang, serai, dan garam. Tak hanya sekedar bahan memasak, bahan – bahan tersebut memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat Minangkabau.

daging sapikelapa
  1. Daging                  : melambangkan niniak mamak dan bundo kanduang yang akan memberikan kemakmuran kepada anak kemenakan dan anak pisang.
  2. Kelapa                  : melambangkan kaum intelektual yang akan menjadi perekat pada kelompokk dan individu.
  3. Cabai                     : adalah lambang alim ulama yang pedas dan tegas untuk mengajarkan syarak dan agama.
  4. Bumbu                 : adalah lambang setiap individu atau kelompok dalam kehidupan dan merupakan unsur yang penting dalam hidup kebersamaan dalam suatu masyarakat.
Setelah semua bahan terkumpul, proses pemasakan rendang dapat segera dilakukan. Untuk membuat rendang yang kering dan benar – benar lezat, dibutuhkan waktu sekitar 12 jam pemasakan. Selama proses pembuatan, rendang harus selalu diaduk agar santan yang mendidih tidak mengering didasar kuali. Setelah matang, rendang siap untuk disajikan.

RENDANG DAN MASYARAKAT
Rendang tidak hanya menjadi santapan yang populer hingga penjuru dunia, dibalik kelezatannya rendang memiliki nilai tradisi luhur peninggalan nenek moyang. Berawal dari prosesi adat yang berlangsung di masyarakat Minangkabau pada masa dahulu, penyajian rendang dapat dikelompokkan menjadi empat :
  1. Sebagai sajian dalam upacara adat
  2. Sebagai panahan ulak untuk menjamu tamu
  3. Sebagai sajian sehari – hari
  4. Sebagai oleh – oleh atau bekal merantau
Rendang yang baik bisa bertahan lama hingga satu tahun, maka dari itu pada zaman dahulu rendang menjadi bekal yang wajib dibawa saat ada warga Minangkabau yang merantau atau bahkan saat melakukan perjalanan ibadah Haji. Rendang yang tahan lama, biasanya tidak menggunakan bawang merah saat proses peracikan bumbu.
sajian rendang

Randang sangat penting artinya bagi masyarakat Minangkabau sebagai salah satu kekayaan budaya mereka sejak masa dahulu hingga sekarang. Pada zaman dahulu, hanya orang keturunan datuk atau raja yang boleh menyajikan rendang pada sebuah perhelatan. Kalangan datuk atau raja pula yang mahir mengolah daging menjadi rendang. Seiring berjalannya zaman, rendang menjadi milik semua orang bahkan kelezatannya sudah tersohor hingga penjuru dunia.

0 komentar:

Posting Komentar

Entri Populer

Random Post